HOME

Jumat, 24 Juni 2016

PERBEDAAN MANUSIA YANG TIDAK BISA DIKRITISI VS MANUSIA YANG BISA DIKRITISI



PERBEDAAN MANUSIA YANG TIDAK BISA DIKRITISI
VS MANUSIA YANG BISA DIKRITISI

Manusia itu dari satu sisi adalah makhluq . Artinya, diciptakan oleh yang menciptakan yaitu Khaliq atau Allah.  Kalau makhluq berarti dibatasi, diperintah, diatur dan nantinya akan dihabisi, pasti berakhir itu makhluq. Kewajiban kita sebagai makhluq terhadap Khaliqnya adalah ibadah, sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat Ayat 56:
  وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُون
Artinya: ” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”. (QS, Adz Dzaariyat: 56)
                       
            Kita itu makhluq Allah itu Khaliq. Kata kerjanya (fi’il madhinya atau  ضى  الما فعل) yaitu: خَلَقَ )kholaqo) kosa kata dari kholaqo itu ada dua bentuk bahasa arabnya yaitu خَلْقٌ (kholqun) dan خُلُقٌ (khuluqun). Yang pertama, خَلْقٌ (kholqun) yaitu ciptaan Allah yang bersifat fisik, materi, jasad, lahir yang terlihat luarnya. Contohnya: kuning, tinggi, langsing (kutilang). Ada yang pendek, hitam, pesek. Ada yang tampan, gagah, menarik dan lain sebagainya itu dinamakan (kholq/kholqun). Ciptaan Allah yang bersifat materi ini tidak bisa dikritisi, tidak bisa kita komentari, eh kenapa sih kamu hidungnya kok pesek? Kenapa sih kulit kamu kok hitam? Kenapa rambut kamu kok jelek?tidak bisa itu, karena apa?karena semua itu  ( خَلْقٌ الله / ciptaan Allah yang bersifat fisik) Adapun yang kedua, dari kata خَلَقَ )kholaqo)  yaitu خُلُقٌ (khuluqun) itu single, مُفْرَدْ  kalau jamaknya atau pluralnya اَخْلَاقْ  (akhlaq), nah kata akhlaq inilah hasil, produk, budi daya, pola fikir, tindak tanduk, prilaku, ucapan, sikap, warna hidup kita semua itu dinamakan akhlaq. Karena, itulah yang akan membentuk jati diri kita dan disitulah yang layak dipuji dan layak dikritisi. Contohnya: kamu kok kelakuannya jelek, padahal orang tua kamu itu kiai, ayah kamu itu pejuang kamu kok jelek prilakunya tidak sama dengan orang tuamu, nah itu bisa dan boleh kita kritisi. Tapi  kalau yang tadi tidak bisa dan tidak boleh dikritisi, ibu kamu itu cantik kamu kok jelek nah ini tidak bisa dikritisi atau dikomentari. Namun kalau yang berkaitan dengan akhlaq boleh kita kritisi ataupun komentari, ibu kamu itu dulu rajin ke majelis ta’lim kamu kok tidak nah ini boleh dikomentari karena akhlaq ini hasil, prilaku maupun pola fikir kita.
            Nah. Prilaku inilah, akhlaq inilah (akhlaq secara umum) ini semua yang akan menjadi sejarah kita, sejarah manusia. Prilakunya orang Islam sudah barang tentu berbeda dengan prilakunya orang Kristen, Yahudi, Majusi, Hindu, Budha, Konghucu. Prilaku, pola fikirnya, gaya hidupnya, kesehari-hariannya pasti ada beda antara kita (Islam) dengan non Muslim, karena itu kemauan kita, kehendak kita dan pilihan kita. Tapi kalau خَلْقٌ (kholqun) seperti tampan, cantik, jelek, hitam seperti kita ini tidak bisa dipuji maupun dikomentari karena itu semua bukan pilihan kita tapi pilihan Allah. Tapi kalau akhlaq saya baik silahkan ditulis dengan baik kalau akhlaq saya jelek silahkan anda katakan jelek atau tidak layak dipuji.
            Al-Qur’an mengatakan didalam surat Al-An’am ayat 165:

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلاَئِفَ الأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya:”Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

            Nah, ingat.! Bedanya خَلَقَ )kholaqo) denganجَعَلَ   (ja’ala), kalau خَلَقَ )kholaqo) itu monopoli ciptaan Allah, tapi kalau جَعَل   (ja’ala) walaupun subjeknya, pelakunya itu Allah tapi ada intervensi kita. Tidak mungkin kita diam saja kemudian wujud sesuatu yang dikatakan جَعَلَ   (ja’ala) itu. Contohnya, jodoh pakai kata خَلَقَ )kholaqo) seperti pada ayat yang saya garis bawahi itu وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا jodoh saya dapat isteri saya itu خَلَقَ )kholaqo) siapapun dan apapun tidak ada yang bisa menghalangi, tapi mawaddah dan sakinah pakai kata جَعَلَ   (ja’ala) seperti lanjutan ayat tersebut diatas وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً artinya tidak bisa kita hidup berpangku tangan kemudian hidup sejahtera, harmonis, mesra, tidak bisa. Harus ada upaya dari kita, tapi kalau jodohnya dari Allah. Menciptakan bumi dan langit yaitu Allah seperti kata dalam al-Qur’an surat al-An’am ayat 73 وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ tapi bagaimana kita menyuburkan bumi, mengeksplorasi bumi, sehingga bermanfaat pakai kata جَعَلَ   (ja’ala) seperti yang terdapat pada surat al-Mulk ayat هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ ذَلُولا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ mengolah bumi disini lagi-lagi pakai kata جَعَلَ   (ja’ala) apa dikira Allah yang disuruh mengolah bumi, apa Allah suruh bajak bumi, ngebor minyak dan lain sebagainya, ya tidak. Allah ciptakan bumi dan isi kandungannya kita yang eksplorasi kandungan untuk memanfaatkan kekayaan bumi ini menggunakan kata جَعَلَ   (ja’ala) walaupun subjeknya, pelakunya Allah juga, ini bidang tafsir sebenarnya tapi tidak apa-apalah sedikit menyinggung kesitu. Dan masih banyak contoh perbedaan antara kata خَلَقَ )kholaqo) denganجَعَلَ   (ja’ala) dalam al-Qur’an.

To Be Continue....

Ceramah KH. Said Aqil Sirodj
Ditulis oleh: M.Marzuki
Ramadhan  menjelang sahur

Alexandria, 25 Juni 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar