HOME

Rabu, 20 Juli 2016

Opiniku


PENTINGNYA PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP PRILAKU ANAK

Di era  kebebasan informasi saat ini, banyak sekali kita dengar kenakalan-kenakalan remaj. Seperti contoh: tawuran, pengguna obat-obatan terlarang, pemerkosaan, pembunuhan, dan lain sebagainya.  Disinilah pentingnya pendidikan keluarga terhadap prilaku anak, karena pada usia anak-anak inilah rasa keingintahuan mereka semakin tak terelakkan. Banyak sekali kejadian-kejadian diluar dugaan yang dialami oleh anak atau remaja, apalagi semakin bebasnya informasi yang mudah didapatkan hanya melalu telepon genggam saja. Sebenarnya banyak faktor yang menjadikan anak-anak menjadi seperti itu, menurut Wagiati Soetodjo dalam bukunya “Hukum Pidana Anak” faktor kenakalan anak ada beberapa bagian, yaitu: faktor intelengentia, faktor usia, faktor kelamin, faktor keluarga, faktor pendidikan dan sekolah, faktor pergaulan anak, dan pengaruh media massa.

Dari beberapa faktor yang ada tersebut, kita ambil sebagian saja sebagai sampel misal pertama, faktor  intelegentia yaitu kecerdasan seseorang, pada umumnya anak-anak deliquent ini mempunyai intelegensia verbal lebih rendah dan ketinggalan dalam pencapaian hasil-hasil  sesuai indikator sekolah (prestasi sekolah rendah). Dengan kecerdasan yang rendah dan wawasan sosial yang kurang tajam, mereka mudah sekali terseret oleh ajakan bujukan untuk menjadi pelaku tindak kekerasan terhadap anak lainnya.  Kedua, faktor  keluarga, adapun keluarga yang dapat menyebabkan kenakalan anak, dapat berupa keluarga yang tidak normal (broken home) dan keadaan jumlah anggota keluarga yang kurang menguntungkan.

Adapun broken home pada prinsipnya struktur keluarga tersebut sudah tidak lengkap lagi yang disebabkan adanya hal-hal sebagai berikut: a) Salah satu dari kedua orang tua atau kedua-duanya meninggal dunia. b)  Perceraian orang tua. c)  Salah satu kedua orang tua atau kedua-duanya tidak hadir  secara terus menerus dalam tenggang waktu yang cukup lama. Ketiga, Pengaruh media massa, yang memberikan dampak besar kepada anak-anak untuk berbuat jahat karena pengaruh bacaan, gamba-gambar dan film, dimana didalamnya terdapat informasi tentang kekerasan, kriminalitas, dan gambar-gambar porno yang akan merangsang anak untuk berpengaruh negatif terhadap perkembangan jiwa anak.

Dalam dunia yang real, penulis sendiri juga pernah mendapati anak-anak yang seperti ini. Mereka ini sebenarnya tidak ada kekurangan dalam hal materi namun mereka sering melakukan hal-hal yang kurang terpuji, seperti berpelukan, ciuman, dan berganti-ganti pasangan. Penulis sendiri pernah bertanya kepada yang bersangkutan, kenapa kamu melakukan hal-hal seperti itu?jawabnya, karena kurang kasih sayang, perhatian, serta orang tua yang selalu egois tanpa menghiraukan kemauan anaknya. Sehingga dari sini si anak tadi mencari kenyamanan diluar keluarganya, timbullah tindakan-tindakan tidak terpuji.

Optimalisasi Pendidikan Keluarga Terhadap Prilaku Anak

Menurut BKKBN (1999) keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spritual dan materil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

Begitu pentingnya peran keluarga dalam pendidikan anak. Hari ini kita bisa melihat ada beragam kenakalan dan penyimpangan yang dilakukan oleh anak. Secara umum, keluarga memiliki beberapa fungsi diantaranya, fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan pemeliharaan lingkungan. Anak sangat merindukan kehadiran keluarga dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga, bukan hanya sekedar tanggungjawab materi belaka, namun ketika orang tua sudah sadar untuk mengoptimalisasikan pendidikan keluarga terhadap anak, maka mereka harus melakukan hal-hal yang selaras dengan kemauan anak, tentunya merujuk kepada norma-norma yang ada.

Menurut hemat penulis, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh keluarga. Pertama, mau tahu apa yang dilakukan oleh anak. Perhatian orang tua terhadap anaknya sangatlah dominan untuk menentukan masa depan anak menjadi lebih baik. Kedua, menanamkan nilai-nilai kebaikan atau sikap yang baik, ajaklah mereka bertukar pendapat layaknya seorang sahabat. Jadikanlah anak sebagai teman karib, seperti contoh keluarga Sri Mulyani ketika di wawancarai mengenai keluarganya, dia mengatakan bahwa orang tuanya selalu memperlakukan anak-anaknya  sebagai teman diskusi, dan selalu mengadakan evaluasi terhadap keluarganya setiap satu minggunya. Sehingga timbullah keharmonisan dalam keluarga, karena komunikasi selalu terjalin tanpa merendahkan atau menghina satu sama lain, jika masalah kecerdasan intelektual bolehlah sebagiannya kita percayakan kepada pihak sekolah, namun urusan sikap yang baik sepert kesopanan, kejujuran, dan rasa tanggungjawab itu adalah peran keluarga lebih besar. Ketiga, berilah mereka penjelasan tentang efek positif dan negatifnya media informasi, sehingga mereka mempunyai kontrol diri dan dapat menyaring informasi-informasi yang ada.

Fungsi pendidikan keluarga terhadap prilaku anak adalah tempatnya sosialisasi kepada mereka tentang prilaku-prilaku yang baik, fungsi pendidikan karakter disini sangat urgent (penting) bagi tumbuh kembangnya anak, karena dari merekalah anak akan mencontoh karakter orang tuanya. Terakhir, fungsinya yaitu religius (keyakinan), pendidikan religius ini juga tak kalah penting, karena jika anak sudah diberi modal keyakinan, kemungkinan besar anak akan berfikir berkali-kali jika hendak melakukan hal-hal yang kurang baik menurut keyakinannya. Maka dar itu,  mari kita optimalkan pendidikan keluarga kita, sehingga menjadikan anak terjauh dari prilaku-prilaku menyimpang demi masa depan mereka yang lebih baik.