HOME

Selasa, 21 November 2017

Ziarah Makam Aulia di Kota Alexandria bersama Syeikh 'Ala Musthofa Na'imah


Kairo. Ziarah makam Aulia yang diadakan oleh kawan-kawan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir, dibimbing langsung oleh Syeikh 'Ala Musthofa Na'imah, Sabtu (15/4) kemarin.

Ziarah kali ini diikuti oleh para mahasiswa dan pekerja baik dari Indonesia, Malaysia, Singapura, sebanyak empat bus dari Kairo dan para ahbab Alexandria asuhan Syeikh 'Ala Musthofa Na'imah.
Adapun makam pertama yang diziarahi yakni makam Sidi Abu al-Abbas al-Mursi, beliau merupakan murid pertama syeikh Abu al-Hasan al-Syadzili pemilik thariqah Syadziliyah, sehingga Abu al-Abbas menjadi penerus thariqah gurunya sebagai Khalifah (mursyid). Makam kedua, yakni makam Sidi Yaqut al-'Arsy. Beliau adalah murid pertama sekaligus menantu dari Syeikh Abu al-Abbas, Syeikh 'Ala menjelaskan bahwa nama beliau hanya Yaqut saja, adapun nama al-'Arsy adalah sebuah laqob (julukan) beliau. Kenapa beliau dijuluki al'Arsy, karena beliau selalu mendengar gemuruh tasbihnya para Malaikat disekolah 'Arsy.

Makam ketiga yaitu makam Sidi Makinuddin Al-Ahmad, beliau adalah termasuk orang qudus (suci) semacam waliyullah yang mempunyai banyak karamah, diantaranya adalah beliau melihat Lailatul Qadr (malam seribu bulan) dengan melihat para malaikat turun ke bumi dengan lapisan cahaya. Makam kelima, yaitu makam Sidi Muhammad Shalah al-Din, Sidi Muhammad Mas'ud, dan lain-lain, yang merupakan anak-anak dari Sayyidina 'Ali Zainal 'Abidin bin Sayyidina 'Ali yang merupakan menantu Rasulullah SAW yaitu suami dari putri beliau bernama Sayyidah Fatimah al-Zahra.
Setelah itu dilanjutkan ke makam Sidi Nasyirudin dan dilanjutkan ke makam Nabi Danial yang merupakan keturunan dari bani Israil, makam Nabi Danial ini berdekatan dengan makam Sayyidina Luqman al-Hasan yang namanya diabadikan didalam al-Qur'an yaitu surah Luqman.
Sayyidina Luqman al-Hakim ini bukan seorang Nabi bukan juga seorang Rasul, namun kenapa namanya diabadikan didalam al-Qur'an? Kenapa demikian, tak lain, karena hidupnya penuh dengan hikmah.

Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hidup.
"Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan Ibadah, dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir."
"Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak akan engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya."
" Anakku, ikutilah engkau pada orang-orang yang sedang menggotong jenazah, jangan kau ikuti orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu".
" Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya."
"Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan."
"Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam-macam kesusahan. Tetapi aku belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang."
" Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para Nabi. Kalimatnya adalah:
1. Jika kau beribadah pada Allah SWT,
jagalah pikiranmu baik-baik.
2. Jika kau berada di rumah orang lain,
maka jagalah pandanganmu.
3. Jika kau berada di tengah-tengah
majelis, jagalah lidahmu.
4. Jika kau hadir dalam jamuan makanan,
jagalah perangaimu.
5. Ingatlah Allah selalu.
6. Ingatlah maut yang akan mnjemputmu.
Itulah sekilas cerita perjalanan ziarah kemarin di Alexandria, semoga ada hikmah yang dapat dipetik untuk di renungkan dalam kehidupan sehari hari.

Senin, 05 September 2016

TERTAWA DIBALIK LAYAR DEMI DOLLAR SEMATA


Oleh: M.Marzuki

Kehidupan yg tak pernah kita bayangkan sebelumnya, dimana semua masih serba manual dalam mengerjakan sesuatu, terutama dalam hal elektronik. Berbeda dengan keadaan sekarang yg sudah jauh meninggalkan zaman purbakala. Saat ini dunia sudah lebih modern, informasi bertebaran dimana-mana. Namun, dengan begitu ada sekelompok orang yg ingin meraup keuntungan pribadi demi keinginan hawa nafsunya, tanpa menghiraukan sebab yg terjadi setelahnya seperti keadaan masyarakat awam yg selalu dihantui rasa bimbang (khususnya ketika sedang membaca berita-berita yg ada) disetiap lini kehidupan mereka, hanya karena ulah sekelompok orang itu.

Dunia yg semakin canggih ini, ada beberapa hal positif dan negatifnya disetiap kehidupan kita. Terkhusus bagi kita sebagai pengguna sosial media, hal positif yg dapat kita dapatkan tentunya banyak sekali semisal informasi yg bertebaran di sosial media ini mengenai informasi pekerjaan, beasiswa, bantuan, de el el. Tapi, informasi tersebut jangan kita makan mentah- mentah (istilahnya), harus kita saring terlebih dahulu atau harus ada sebuah media pengontrol pada diri kita (controling media) yaitu ilmu sebagai penimbang informasi yg ada.
Tak jarang kita temui informasi-informasi hoax (palsu) di beberapa informasi, karena hanya ingin memuaskan hawa nafsunya yaitu meraup dollar dengan menebar berita provokasi bahkan teror. Seperti contoh, berita-berita yg berbau isu sara, propaganda sunni syiah, politik, ekonomi, budaya, dlsb.

Seperti yg sekarang sedang gencar-gencarnya isu sunni syiah yg dilontarkan kelompok tertentu, itu sebenarnya banyak yg hoax. Karena ada beberapa oknum orang yg ingin membawa konflik timteng ke Indonesia (transnasional). Selain itu, ada juga yg membaca beberapa berita entah valid atau tidak berita tersebut setelah itu mereka olah seperti berita yg sangat diminati masyarakat, mereka buat ngehits agar berita tersebut laku, minimal para pengguna sosmed akan meng-klik-web yg mereka sediakan utk menempatkan berita yg mereka buat. Nah semakin banyak yg meng-klik- web tersebut akan semakin menguntungkan si pembuat berita itu.

Saya ada sedikit cerita terkait hal tersebut diatas, cerita saya ini awalnya dari obrolan biasa bersama teman yg kebetulan teman tersebut adalah orang yg pernah melakukan hal tersebut diatas. Begini ceritanya,

Tanggal 1 September 2016 tepatnya tadi malam, ada teman yg berasal dari Jawa Tengah yg saat ini sedang kuliah di Universitas Zaitunah, Tunisia. Dia bernama Juhari Umar, kami tidur-tiduran sambil ngobrol tentang keadaan Tunisia. Oh iya, dia kesini (Mesir) dalam rangka menghadiri Simposium Internasional di Kairo, dia sebagai anggota delegasi PPI Tunisia bersama beberapa temannya.

Awalnya saya tidak tahu kalau dia anggota delegasi, karena sudah dua kali dia main kerumah bahkan nginep dirumah yg saya tempati saat ini, kebetulan teman satu pondokannya dulu banyak yg tinggal dengan saya. saya mengira dia hanya sedang liburan musim panas saja (summer) karena banyak temannya disini (Mesir) terutama yg dari Ponpes Alhikmah, setelah saya tahu bahwa dia anggota delegasi, saya tanya antum aktif di bagian apa di PPI Tunisia, di media mas. Jawabnya.

Wah..sayapun mulai bertanya-tanya banyak hal terkhusus tentang media, sebelum saya bertanya banyak dengannya..dia bilang kalau kemarin di PPI Dunia dia juga terpilih sebagai anggota kepengurusan PPI tersebut dalam bidang media...yg bertugas mengedit dan mengapload berita-berita PPI Dunia. 

Jurusan sejarah kok malah tertarik di media, tanyaku singkat...iya mas, saya itu hobbi dengan media yg kerjaannya menulis, ngedit berita maupun photo-photo yg ada dalam berita..sampai-sampai dia menceritakan sendiri bagaimana cara mencari uang lewat google adsense, youtube atau lainnya..dari sini dia cerita banyak hal mengenai bagaimana cara meraup keuntungan lewat internet...kalau ada isu yg sedang booming nih mas waah bisa kita jadiin modus (bisa kebanjiran uang dengan adanya berita itu) katanya, seumpama sekarang isunya tentang sunni syiah..maka kita baca-baca saja berita tentang itu lalu kita ketik ulang dengan bahasa kita, tapi harus dengan bahasa yg memukau agar orang mau membuka web kita ya minimal meng-klik-lah, karena yg kita butuhkan hanya tanda -klik-tak lebih syukur-syukur membaca dan mengshare, karena semakin banyak yg klik maka semakin banyak dollar yg berputar-putar (masuk) di rekening kita, katanya.

Padahal setelah kita mengapload berita itu, kita menunggu sebentar saja sudah banyak yg meng-klik- web kita untuk melihat informasi terbaru dari web tersebut dan kita bisa melacak orang yg sudah meng-klik- tadi..dimana dia berada, alamat tempat tinggal dan lainnya. Kata dia.

Setelah dia tahu bahwa banyak yg meng-klik- dia sambil tertawa-tawa melihat orang yg tertipu dengan berita yg mereka buat itu, kenapa saya bilang tertipu disini..karena dia sendiri bilang kalau sebenarnya berita yg ia tampilkan sebenarnya hanya berita-berita provokasi semata yg biasanya masyarakat selalu terpancing membacanya, sehingga menimbulkan rasa jengkel si pembaca terhadap berita yg ada dan mereka ingin sekali membantu atau apalah pokoknya terhadap kejadian yg ada pada informasi tersebut.

Bahkan saya menceritakan kepadanya, ada sebagian teman di FB saya selalu mencatut berita-berita dari teman yg lain untuk dimasukkan ke web mereka, dan ketika saya sebutkan nama dan Fbnya dia ketawa-tawa seketika...karena teman di Fb yg saya tunjukkan itu ternyata juga sama dengan dia yg kerjaan seperti itu...saya sebutkan web-web mereka itu, itu hanya mencari dollar aja mas..hehe, kata dia. Karena saya sering komen-komenan sama dia itu.
Di sosial media banyak sekali akun abal-abal yg hanya buat mencari begituan mas, katanya. Kadang ada gambar-gambar yg bernilai provokasi dia edit dengan photo-photo lain, kemudian ditulis status yg membuat netizen jengkel, sedih, dlsb. Dan diakhir statusnya pasti ada kata-kata..masak gambar artis atau apalah gitu banyak yg like dan share gambar seperti ini gak ada..lalu ditambah dengan kata perintah. Silahkan like n share, berarti kalau masih seperti itu mereka masih nernak akun mas, kata dia. Kalau gak percaya coba sampean inbok langsung ke akun tersebut, maaf akunnya mau dijual berapa ya? Biasanya langsung dibalas mas itu...hehe

Sayapun terus bertanya cara-caranya untuk mengetahui permainan mereka agar tidak terkecoh dengan berita atau informasi (web) yg belum jelas, kalau mau bikin-bikin seperti itu ya kita beli web dulu mas pakai domain, murah kok..hanya Rp. 30.000 buat dua tahun, setelah itu kita olah webnya buat apload-apload berita hoax atau yg berbau provokasi atau berita lain..karena biasanya berita2 tersebut laku banget pokoknya...saya saja mencoba selama satu bulan bisa mendapatkan USD200 setiap hari hanya menulis tiga berita saja..bahkan kata dia, ada orang Surabaya yg satu bulan bisa mencapai milyaran rupiah hanya karena bekerja seperti itu..sampai di (cut) oleh pihak google.

Tapi uangnya syubhatlah kalau begitu, kataku...iya mas, saya hanya satu bulan saja dulu, karena waktu kuliah saya full dari pagi hingga jam lima sore dan merasa uangnya juga kurang berkah jadi gak saya lanjut, yg penting saya sudah tahu cara mereka-mereka itu...hehe
Jadi, saran saya para netizen (para pengguna sosmed) berhatilah-hatilah didalam meng-klik- atau meng-share- berita yg kiranya kita belum faham benar siapa penulisnya (medianya), walaupun kita tahu yg menulis itu seorang yg dulunya santri (karena kebetulan yg cerita tadi juga santri, bahkan FB2 yg berteman dengan saya di FB yg saya ceritakan dengannya tadi juga para santri yg kataku seorang yg selalu mencatut berita2 orang lain untuk dimasukkan webnya) . Karena bisa jadi mereka hanya memprovokasi kita dan ingin mendapatkan uang dari berita-berita yg mereka apload itu.

Karena itulah saya mengatakan mereka-mereka ini sebagai orang yg “Tertawa dibalik layar demi dollar semata”. Sungguh ironi, mereka tanpa menghiraukan bencana yg akan timbul setelahnya. Pesan saya, jika memang kalian ingin membuat berita, buatlah berita yg valid dan aktual sesuai data yg ada layaknya seorang ahli hadits yg selalu melakukan croscek terlebih dahulu demi keshahihan haditsnya.

Maka, kalau kalian ingin membuat berita saya sarankan pelajari terlebih dahulu buku-buku Jurnalistik Islami. Maka kalian pasti akan dapatkan bagaimana cara mencari, mengedit, mengolah, hingga menerbitkan sebuah berita yg baik. Karena disitu banyak syarat-syarat yg harus kalian penuhi, seperti harus mempunyai sifat seperti sifatnya Nabi, disitu para jurnalis diharuskan mempunyai sifat-berikut:

Fathonah, yaitu cerdas didalam memilih dan memilah berita. Sehingga dapat menghasilkan berita yg terbaik dan dapat mencerdaskan masyarakat, sebagaimana yg tercantum juga dalam UUD 45 khususnya di Indonesia yg memakai sistem Demokrasi yg berlandaskan Pancasila dan UUD 45. kedua, shiddiq. Seorang jurnalis harus memegang teguh suatu kebenaran dalam meliput berita. Karena, mereka membawa amanah kebenaran yg harus disampaikan kepada khalayak ramai. Yg ketiga, amanah. ini suatu sifat yg tidak bisa ditinggalkan atau harus selalu melekat pada diri seorang jurnalis, karena sifat tersebutlah seorang netizen akan memiliki simpati dan empati atas berita yg mereka sampaikan, karena mereka percaya terhadap berita yg kamu sampaikan. Dan yg terakhir adalah tabligh, yaitu seorang jurnalis atau wartawan harus menyampaikan berita-berita yg sesuai dengan fakta yg terjadi sebenarnya kepada khalayak ramai, bagaimana berita yg sesungguhnya terjadi dilapangan.

Itulah sedikit cerita dan saran terhadap mereka-mereka yg hanya menginginkan kepuasan hatinya, namun mereka tak menghiraukan masalah atau sebab yg terjadi setelahnya.

Janganlah kalian mendzolimi saudara-saudara kalian sendiri (terutama saudara yg seiman denganmu), karena caramu itu sudah membuat banyak masyarakat (netizen) sesat informasi. Berhentilah menebar berita-berita fiktif seperti isu-isu SARA, provokasi, teror, atau ancaman lainnya yg dapat menimbulkan masyarakat resah. 

Kairo, 2 September 2016.


Rabu, 31 Agustus 2016

MENILIK PERKEBUNAN DI DAERAH MINIA, SAMANUD

Copas FB
Malam itu rabu 19 Juni 2016 menjelang sholat isya kami berdua (saya dan ‘ashim) masih di kota Alexandria, salah satu kota wisata terindah yang terletak lumayan jauh dari kota Kairo, setelah lama bermain main di LA Alexandria kami pun berinisiatif pulang ke kota Kairo malam itu juga. Namun, karena teman saya ini sebelumnya tinggal di daerah Minia Samanud dan dia mau pulang ke Indonesia ‘alaathuul (selamanya) akhirnya kami berdua pergi kesana terlebih dahulu untuk mengambil pakaiannya yang masih tersisa disana, Samanud.
Dari Alexandria menuju Samanud kami menaiki Tram (sejenis Kereta Api namun ada tiga, dua bahkan hanya ada tiga gerbong saja panjangnya), dan kebetulan Tram yang kami naiki adalah Tram yang bertingkat dan kami naik tingkat dua sambil melihat keindahan malam kota Alexandria yang begitu menawan dipandang mata dengan ongkos yang relatif murah yaitu satu pound berdua, setelah melewati beberapa mahattoh (stasiun) yang tidak terlalu jauh jarak antara stasiun satu dengan lainnya, akhirnya kami sampai di stasiun Sidi Gabir (سيدي جابر) yaitu tempat transit dan menaiki Kereta Api (Atr/قطار ) menuju Thanta (طانطا). Kalian pernah membaca atau sekedar pernah mendengar Shalawat Tarhim yang populer di Indonesia? Yang selalu dikumandangkan sebelum waktu subuh atau menjelang waktu shalat lima waktu? Coba tebak siapa yang pertama kali mengumandangkan Shalawat tersebut? Saya jawab disini saja ya. Hehe beliau adalah Syeikh Mahmoud Khalil Al-Khussary yang lahir di Subra an-Namla sebuah desa di wilayah Thanta (sebelah utara kota Kairo) pada tahun 1917, beliau ketika pindah ke Kairo menjadi Qari di masjid Sayyidina Husein dan beliau juga belajar di Universitas Al-Azhar.
Singkat cerita, kami disini (thanta) hanya sekedar transit untuk menuju Samanud dengan menaiki Kereta Api arah Mansouroh. Setelah beberapa saat kami menunggu, akhirnya Kereta Api arah Mansouroh pun datang, kami berdua langsung bergegas masuk alhamdulillah dapat tempat duduk jadi sedikit bisa sambil istirahat di dalam Kereta. Karena jarak dari Thanta ke Samanud tidak begitu jauh, mungkin hanya beberapa stasiun saja, jadi tidak begitu lama kami di dalam Kereta akhirnya sampai juga di tempat yang kami tuju.
Sampai di Samanud kisaran pukul sebelasan malamlah, karena rumah teman saya ini agak lumayan jauh dari stasiun, jadi untuk menuju ke rumahnya harus menggunakan kendaraan lagi. Dari sini, sementara kami jalan kaki walaupun ada kendaran menuju pasar, sebenarnya kami menuju pasar ini untuk mencari makanan kusyari namun karena waktu sudah larut malam ternyata tempatnya sudah tutup, ya sudah kami hanya minum ‘ashob (minuman dari sari pohon tebu yang di giling). Setelah minum selesai kami langsung menuju rumah dengan mengendarai tuktuk (sejenis bajaj), sesampainya di rumah kami tidak langsung tidur melainkan istirahat sejenak dilanjutkan shalat isya dan berbincang-bincang sambil menunggu waktu sahur, tidak lama kami santai ria waktu sahur pun tiba. Temanku pergi ke dapur untuk masak nasi dan sayur shup kentang (karena memang temanku satu ini orangnya jago masak, orang Paadaaang) dan sebagian lauknya sudah kami persiapkan dari Alexandria, seperti ayam goreng, sambal, dan lainnya. Setelah sahur selesai, bincang sebentar sambil menunggu waktu subuh karena memang disini (Mesir) sedikit cepat waktu subuhnya, yaitu pukul 03:09. Disela-sela waktu imsak itu kami sambil ngobrolin rencana siang harinya untuk menilik perkebunan di daerah Minia, Samanud.
Waktu kamis sore pun tiba, dia (ashim) ini ingin megajak saya ke sebuah perkebunan milik orang Mesir (karena disini ada sebagian orang Asia yang bercocok tanam, seperti orang Thailand dan sebagainya), yang tidak begitu jauh dari rumahnya itu sambil ngabuburit menunggu buka puasa. Kisaran pukul 03:30an sore kami keluar rumah menuju masjid sambil istirahat dan menunggu waktu ‘ashar tiba, setelah ‘ashar kami melanjutkan ngabuburit ke perkebunan yang begitu indah. Banyak sekali macam tanaman seperti buah buahan, palawija, sayuran yang ditanam orang Mesir disini, diantaranya; misal dari buah- buahannya yaitu buah Anggur, buah tuth, buah tin. Begitu juga palawijanya; seperti gandum, jagung, padi, bawang merah. Begitu juga sayurannya; seperti terong dan lain sebagainya.
Setelah sampai di perkebunan tersebut sayapun tak lama lama untuk mengabadikan moment indah itu dengan sebuah kamera. Tapi, sebelum kami berfoto ria ditempat tersebut kami berbincang-bincang sejenak dengan ‘Ammu ‘Aariif yaitu seorang kakek tua yang menjaga perkebunan anggur tempat kami mengabadikan gambar tersebut. Sebelum kami masuk ke kebun anggur itu kami berkeliling dahulu untuk melihat-lihat tanaman buah-buahan dan palawija disekitarnya. Namun, objek utama kami adalah kebun anggur yang luas itu untuk dijadikan moment terindah ketika berada di perkebunan tersebut, disitu kami ngobrol dengan kakek tua tadi, kami berkenalan lanjut ke obrolan lain seputar cara orang Mesir menanam padi, ketika melihat padi yang begitu rapat kami mengira itu adalah model benih yang ditabur dan setelah sejengkal lalu di cabut untuk ditanam kembali seperti di Indonesia, namun setelah kami tanyakan ke kakek tadi ternyata memang begitu cara bercocok tanamnya, walaupun ada juga yang di tanam dengan jarak seperti di tempat kita (Indonesia) namun tidak serapi seperti di tempat kita, disini menanamnya tidak dua atau tiga jerami saja tapi lebih dari itu sehingga terlihat agak acak-acakan. Oh iya, kami juga tanya-tanya harga anggur disini, kata beliau harga disini harga satu keranjangnya itu hanya 30 Le (Pound Mesir) murah banget ya dibanding ditempat kita, apalagi kurs Pound sekarang sedang anjlok jadi hampir sama dengan rupiah. Tapi, kalau di pasar-pasar harga anggur rata-rata 6,5 Pound perkilo.
Tak lama setelah itu, kami berdua pun izin berpamitan pulang karena hari mulai gelap. Setelah sampai rumah kami menyiapkan buka puasa ala kadarnya sekedar cukup untuk buka puasa berdua saja karena setelah shalat maghrib kami langsung bergegas menuju Kairo, keluar rumah menuju stasiun kembali kami mengendarai tuktuk (bajaj) hanya hitungan menit kami sampai stasiun Samanud. Disini kami menunggu datangnya Kereta Api tujuan Kairo, namun disela-sela menunggu masuklah waktu isya, akhirnya kami pun melaksanakan shalat isya di sebuah musholla yang terletak di stasiun itu. Setelah menunggu hampir setengah jam, akhirnya Kereta Api yang kami tunggu-tunggu pun datang kami berdua langsung masuk dan alhamdulillahnya Kereta tersebut tidak terlalu padat sehingga bisa duduk dengan leluasa hingga sampai Kairo kisaran pukul 11:00an lebih.
Setibanya di akhir Mahattoh (stasiun terakhir) Ramses, kota Kairo, kami langsung naik taxi menuju kediaman teman kami (ridho) di daerah Hay Tsamin ( distric’s 8) sekitar pukul 12:00 kurang. Karena tadi hanya berbuka ala kadarnya saja, membuat perut kami keroncongan, akhirnya kami pun berinisiatif mencari kusyari namun lagi-lagi sudah tutup karena memang sudah larut malam kami sampai sini, walaupun di sekitaran tempat itu masih terlihat ramai orang Mesir makan makanan ful (kacang yang digiling), isy (yang terbuat dari gandum), tho’miyah bil beidh yaitu makanan yang disebut oleh si Azzam ketika berbincang dengan Didi Petet (alm) ketika shooting di depan gedung Qait Bay, Alexandria beberapa tahun lalu, makanan ini adalah makanan pokok orang-orang Mesir dari tingkatan orang biasa hingga pejabat ya ini makanannya, sederhana bukan? Ditempat keramaian tersebut kami membeli tho’miyah bil beidh beberapa biji lalu kami menuju ke tukang minuman hendak membeli minuman ‘Ashob sambil istirahat menikmati makanan dan minuman serta menikmati gemerlapnya kota Kairo.
Hanya makan beberapa biji dari tho’miyah bil beidh tadi, perut kami pun tak sanggup menghabiskan sisa yang ada akhirnya kami tinggal begitu saja menuju rumah teman kami (ridho) tadi, sesampainya disana kami istirahat dan ngobrol sejenak hingga waktu sahur tiba. Tapi, teman saya (‘ashim ) pun sudah tidur duluan akhirnya saya dan ridho hanya sahur berdua dengan ikan tuna dan beberapa juz anggur buatannya, alhamdulillah masih mendapatkan nikmatnya sahur bersama. Tahun lalu, saya dan mas ridho ini masih sama-sama tinggal di MAQURAA (Majelis Qur’an Abu Amru Abbas Akkad) yaitu di Abbas Akkad, yang terletak di jantung kota Kairo.
Waktu subuh pun tiba, saya langsung bergegas menuju tempat wudhu dan berwudhu langsung melaksanakan shalat subuh. Setelah selesai subuhan saya pun langsung istirahat tidur, karena sudah beberapa hari sebelumnya tidak tidur malam, tidurpun pulas hingga tak terasa waktu sudah terlihat siang. Akhirnya saya bangun dan ngobrol sejenak dengan ‘ashim, kami saling meminta maaf dan saya mendoakannya semoga perjalanan menuju Bumi Pertiwi (Indonesia) lancar sampai tujuan yaitu daerah Pasaman kota Padang, Sumatera Barat. Dan saya doakan semoga pernikannya yang akan dilaksanakan bulan agustus mendatang, menjadi pernikahan yang Sakinah Mawaddah Wa Rohmah, Aamiin. Dan akhir kata, semoga kita dapat bertemu kembali di Tanah Air tercinta, Indonesia.
Kairo, 4 Juli 2016.
Jam tiga pagi, tepat waktu sebelum subuh.

Di Sangka Orang Arab dan Dipanggil Habib

Copas FB
Beberapa minggu lalu saya dengan seorang teman menjadi pelayan disebuah restoran di Alexandria, ada seorang mahasiswi Malaysia ingin membeli makanan ditempat kami. Ketika dia memesan makanannya ke kami, saya sedang berada di depan bukan di dapur, nah mahasiswi tadi bertanya dengan sedikit heran kepada teman saya; kira-kira begini pertanyaannya.” Usta’, teman usta’ itu orang Arab ke? Tanyanya, teman ku tadi sedikit tersenyum. Ia jawab, bukan ustadzah, dia orang Indon. Jawab temanku sambil terheran-heran, sambil manggut-manggut tanda faham mahasiswi tadi”.
Setelah selesai pembayaran, saya masuk ke dalam karena ada keperluan. Sambil nyantai di dalam, teman tadi cerita ke saya. Eh bib ente dikira orang Arab lo bib sama anak Malaysia tadi, iya ta? Jawabku, terheran-heran tentunya sambil ketawa terpingkal-pingkal..kata temanku ente ini perasaan muka jawa banget kok bisa ya dia menyangka ente orang Arab, saya juga suka heran lo Yid, saya menimpali. Padahal saya yang hampir sepuluh tahun disini (Mesir) saja tidak pernah disangka orang Arab loo, kata temanku tadi.. Hahaha ketawa saya yid, panggilku, padahal namanya bukan Sayyid hanya saja saya memanggilnya Yid sebagai balasan panggilan Bib terhadapku.
Sudah beberapa kali orang salah sangka padaku, dulu ketika saya pakai fhoto yang berdampingan dengan pengawal raja Salman ketika berkunjung di Masjid Al-Azhar saya jadikan fhoto profil di BBM, teman dan bebera orang lainnya juga begitu, menganggapku orang Arab.. Hadeeeh
Itulah awalnya saya di sangka orang Arab oleh orang Malaysia dan sebagian teman-temanku yang lain serta dipanggil Habib oleh temanku disebuah restoran itu, orang begini kok di sangka orang Arab dan panggil Habib to Yid Yid… Hahhaa lucu bener dah
Dulu, juga pernah saya dianggap seorang Habib ketika masih beberapa bulan disini. Mbah yai Imam Qulo namanya, dia pernah berprasangka bahwa saya adalah seorang Habib, Habib dari Hongkong mbah mbah, jawabku sambil ketawa. Dia menganggap saya Habib, karena saya sebelum pergi negeri Kinanah ini memang saya pernah memakai nama facebook yaitu Marzuki Djunaidi Al-Hasani. Dia mengira, dari kata Al-Hasani tersebut saya masih mempunyai garis keturunan hingga ke Nabi SAW. dari jalur Sayyidina Hasan R.A, padahal bukan. Karena memang, kata Al-Hasani maupun Al-Husaini itu adalah sebuah laqob/julukan seseorang yang mempunyai garis keturunan hingga ke Baginda Nabi, akhirnya saya jelaskan kepada mbah yai Imam Qulo, bukan mbah, itu sebenarnya nama kakek saya yang bernama H. Hasan Abdullah. Oalah gumam dia.
Kenapa saya pakai nama tersebut, karena saya memang keturunan beliau itu (H. Hasan Abdullah). Nama saya ini kalau diurutkan hingga ke buyut menjadi begini; Muhammad Marzuki bin Ahmad Junaidi bin H. Hasan Abdullah bin KH. Ilyas. Nah, kalau makam ayah saya tidak jauh dengan rumah yang saya tempati sekarang, yaitu disebuah desa, desa Gunung Sari, Rebang Tangkas, Way Kanan, Lampung. Adapun makam kakek saya terletak di daerah Kuala Tungkal, Jambi, hingga sekarang belum sempat dan belum tahu makamnya. Semoga ada saudara dari Jambi yang membaca tulisanku ini sehingga menjadi perantara ziarahku ke makam beliau, Aamiin. Namun, tidak begitu kepada buyutku Kiai Ilyas, saya sudah beberapa kali menziarahinya tepatnya di daerah Tamanagung, Banyuwangi. Ziarah ke tempat buyut ku ini ketika tahun 2006, jadi sudah sepuluh tahun yang lalu.
Jangan salah sangka lagi ya.. Hehe
Kairo, 4 Juli 2016.

Rabu, 20 Juli 2016

Opiniku


PENTINGNYA PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP PRILAKU ANAK

Di era  kebebasan informasi saat ini, banyak sekali kita dengar kenakalan-kenakalan remaj. Seperti contoh: tawuran, pengguna obat-obatan terlarang, pemerkosaan, pembunuhan, dan lain sebagainya.  Disinilah pentingnya pendidikan keluarga terhadap prilaku anak, karena pada usia anak-anak inilah rasa keingintahuan mereka semakin tak terelakkan. Banyak sekali kejadian-kejadian diluar dugaan yang dialami oleh anak atau remaja, apalagi semakin bebasnya informasi yang mudah didapatkan hanya melalu telepon genggam saja. Sebenarnya banyak faktor yang menjadikan anak-anak menjadi seperti itu, menurut Wagiati Soetodjo dalam bukunya “Hukum Pidana Anak” faktor kenakalan anak ada beberapa bagian, yaitu: faktor intelengentia, faktor usia, faktor kelamin, faktor keluarga, faktor pendidikan dan sekolah, faktor pergaulan anak, dan pengaruh media massa.

Dari beberapa faktor yang ada tersebut, kita ambil sebagian saja sebagai sampel misal pertama, faktor  intelegentia yaitu kecerdasan seseorang, pada umumnya anak-anak deliquent ini mempunyai intelegensia verbal lebih rendah dan ketinggalan dalam pencapaian hasil-hasil  sesuai indikator sekolah (prestasi sekolah rendah). Dengan kecerdasan yang rendah dan wawasan sosial yang kurang tajam, mereka mudah sekali terseret oleh ajakan bujukan untuk menjadi pelaku tindak kekerasan terhadap anak lainnya.  Kedua, faktor  keluarga, adapun keluarga yang dapat menyebabkan kenakalan anak, dapat berupa keluarga yang tidak normal (broken home) dan keadaan jumlah anggota keluarga yang kurang menguntungkan.

Adapun broken home pada prinsipnya struktur keluarga tersebut sudah tidak lengkap lagi yang disebabkan adanya hal-hal sebagai berikut: a) Salah satu dari kedua orang tua atau kedua-duanya meninggal dunia. b)  Perceraian orang tua. c)  Salah satu kedua orang tua atau kedua-duanya tidak hadir  secara terus menerus dalam tenggang waktu yang cukup lama. Ketiga, Pengaruh media massa, yang memberikan dampak besar kepada anak-anak untuk berbuat jahat karena pengaruh bacaan, gamba-gambar dan film, dimana didalamnya terdapat informasi tentang kekerasan, kriminalitas, dan gambar-gambar porno yang akan merangsang anak untuk berpengaruh negatif terhadap perkembangan jiwa anak.

Dalam dunia yang real, penulis sendiri juga pernah mendapati anak-anak yang seperti ini. Mereka ini sebenarnya tidak ada kekurangan dalam hal materi namun mereka sering melakukan hal-hal yang kurang terpuji, seperti berpelukan, ciuman, dan berganti-ganti pasangan. Penulis sendiri pernah bertanya kepada yang bersangkutan, kenapa kamu melakukan hal-hal seperti itu?jawabnya, karena kurang kasih sayang, perhatian, serta orang tua yang selalu egois tanpa menghiraukan kemauan anaknya. Sehingga dari sini si anak tadi mencari kenyamanan diluar keluarganya, timbullah tindakan-tindakan tidak terpuji.

Optimalisasi Pendidikan Keluarga Terhadap Prilaku Anak

Menurut BKKBN (1999) keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spritual dan materil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

Begitu pentingnya peran keluarga dalam pendidikan anak. Hari ini kita bisa melihat ada beragam kenakalan dan penyimpangan yang dilakukan oleh anak. Secara umum, keluarga memiliki beberapa fungsi diantaranya, fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan pemeliharaan lingkungan. Anak sangat merindukan kehadiran keluarga dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga, bukan hanya sekedar tanggungjawab materi belaka, namun ketika orang tua sudah sadar untuk mengoptimalisasikan pendidikan keluarga terhadap anak, maka mereka harus melakukan hal-hal yang selaras dengan kemauan anak, tentunya merujuk kepada norma-norma yang ada.

Menurut hemat penulis, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh keluarga. Pertama, mau tahu apa yang dilakukan oleh anak. Perhatian orang tua terhadap anaknya sangatlah dominan untuk menentukan masa depan anak menjadi lebih baik. Kedua, menanamkan nilai-nilai kebaikan atau sikap yang baik, ajaklah mereka bertukar pendapat layaknya seorang sahabat. Jadikanlah anak sebagai teman karib, seperti contoh keluarga Sri Mulyani ketika di wawancarai mengenai keluarganya, dia mengatakan bahwa orang tuanya selalu memperlakukan anak-anaknya  sebagai teman diskusi, dan selalu mengadakan evaluasi terhadap keluarganya setiap satu minggunya. Sehingga timbullah keharmonisan dalam keluarga, karena komunikasi selalu terjalin tanpa merendahkan atau menghina satu sama lain, jika masalah kecerdasan intelektual bolehlah sebagiannya kita percayakan kepada pihak sekolah, namun urusan sikap yang baik sepert kesopanan, kejujuran, dan rasa tanggungjawab itu adalah peran keluarga lebih besar. Ketiga, berilah mereka penjelasan tentang efek positif dan negatifnya media informasi, sehingga mereka mempunyai kontrol diri dan dapat menyaring informasi-informasi yang ada.

Fungsi pendidikan keluarga terhadap prilaku anak adalah tempatnya sosialisasi kepada mereka tentang prilaku-prilaku yang baik, fungsi pendidikan karakter disini sangat urgent (penting) bagi tumbuh kembangnya anak, karena dari merekalah anak akan mencontoh karakter orang tuanya. Terakhir, fungsinya yaitu religius (keyakinan), pendidikan religius ini juga tak kalah penting, karena jika anak sudah diberi modal keyakinan, kemungkinan besar anak akan berfikir berkali-kali jika hendak melakukan hal-hal yang kurang baik menurut keyakinannya. Maka dar itu,  mari kita optimalkan pendidikan keluarga kita, sehingga menjadikan anak terjauh dari prilaku-prilaku menyimpang demi masa depan mereka yang lebih baik. 







Jumat, 24 Juni 2016

PERBEDAAN MANUSIA YANG TIDAK BISA DIKRITISI VS MANUSIA YANG BISA DIKRITISI



PERBEDAAN MANUSIA YANG TIDAK BISA DIKRITISI
VS MANUSIA YANG BISA DIKRITISI

Manusia itu dari satu sisi adalah makhluq . Artinya, diciptakan oleh yang menciptakan yaitu Khaliq atau Allah.  Kalau makhluq berarti dibatasi, diperintah, diatur dan nantinya akan dihabisi, pasti berakhir itu makhluq. Kewajiban kita sebagai makhluq terhadap Khaliqnya adalah ibadah, sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat Ayat 56:
  وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُون
Artinya: ” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”. (QS, Adz Dzaariyat: 56)
                       
            Kita itu makhluq Allah itu Khaliq. Kata kerjanya (fi’il madhinya atau  ضى  الما فعل) yaitu: خَلَقَ )kholaqo) kosa kata dari kholaqo itu ada dua bentuk bahasa arabnya yaitu خَلْقٌ (kholqun) dan خُلُقٌ (khuluqun). Yang pertama, خَلْقٌ (kholqun) yaitu ciptaan Allah yang bersifat fisik, materi, jasad, lahir yang terlihat luarnya. Contohnya: kuning, tinggi, langsing (kutilang). Ada yang pendek, hitam, pesek. Ada yang tampan, gagah, menarik dan lain sebagainya itu dinamakan (kholq/kholqun). Ciptaan Allah yang bersifat materi ini tidak bisa dikritisi, tidak bisa kita komentari, eh kenapa sih kamu hidungnya kok pesek? Kenapa sih kulit kamu kok hitam? Kenapa rambut kamu kok jelek?tidak bisa itu, karena apa?karena semua itu  ( خَلْقٌ الله / ciptaan Allah yang bersifat fisik) Adapun yang kedua, dari kata خَلَقَ )kholaqo)  yaitu خُلُقٌ (khuluqun) itu single, مُفْرَدْ  kalau jamaknya atau pluralnya اَخْلَاقْ  (akhlaq), nah kata akhlaq inilah hasil, produk, budi daya, pola fikir, tindak tanduk, prilaku, ucapan, sikap, warna hidup kita semua itu dinamakan akhlaq. Karena, itulah yang akan membentuk jati diri kita dan disitulah yang layak dipuji dan layak dikritisi. Contohnya: kamu kok kelakuannya jelek, padahal orang tua kamu itu kiai, ayah kamu itu pejuang kamu kok jelek prilakunya tidak sama dengan orang tuamu, nah itu bisa dan boleh kita kritisi. Tapi  kalau yang tadi tidak bisa dan tidak boleh dikritisi, ibu kamu itu cantik kamu kok jelek nah ini tidak bisa dikritisi atau dikomentari. Namun kalau yang berkaitan dengan akhlaq boleh kita kritisi ataupun komentari, ibu kamu itu dulu rajin ke majelis ta’lim kamu kok tidak nah ini boleh dikomentari karena akhlaq ini hasil, prilaku maupun pola fikir kita.
            Nah. Prilaku inilah, akhlaq inilah (akhlaq secara umum) ini semua yang akan menjadi sejarah kita, sejarah manusia. Prilakunya orang Islam sudah barang tentu berbeda dengan prilakunya orang Kristen, Yahudi, Majusi, Hindu, Budha, Konghucu. Prilaku, pola fikirnya, gaya hidupnya, kesehari-hariannya pasti ada beda antara kita (Islam) dengan non Muslim, karena itu kemauan kita, kehendak kita dan pilihan kita. Tapi kalau خَلْقٌ (kholqun) seperti tampan, cantik, jelek, hitam seperti kita ini tidak bisa dipuji maupun dikomentari karena itu semua bukan pilihan kita tapi pilihan Allah. Tapi kalau akhlaq saya baik silahkan ditulis dengan baik kalau akhlaq saya jelek silahkan anda katakan jelek atau tidak layak dipuji.
            Al-Qur’an mengatakan didalam surat Al-An’am ayat 165:

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلاَئِفَ الأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya:”Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

            Nah, ingat.! Bedanya خَلَقَ )kholaqo) denganجَعَلَ   (ja’ala), kalau خَلَقَ )kholaqo) itu monopoli ciptaan Allah, tapi kalau جَعَل   (ja’ala) walaupun subjeknya, pelakunya itu Allah tapi ada intervensi kita. Tidak mungkin kita diam saja kemudian wujud sesuatu yang dikatakan جَعَلَ   (ja’ala) itu. Contohnya, jodoh pakai kata خَلَقَ )kholaqo) seperti pada ayat yang saya garis bawahi itu وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا jodoh saya dapat isteri saya itu خَلَقَ )kholaqo) siapapun dan apapun tidak ada yang bisa menghalangi, tapi mawaddah dan sakinah pakai kata جَعَلَ   (ja’ala) seperti lanjutan ayat tersebut diatas وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً artinya tidak bisa kita hidup berpangku tangan kemudian hidup sejahtera, harmonis, mesra, tidak bisa. Harus ada upaya dari kita, tapi kalau jodohnya dari Allah. Menciptakan bumi dan langit yaitu Allah seperti kata dalam al-Qur’an surat al-An’am ayat 73 وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ tapi bagaimana kita menyuburkan bumi, mengeksplorasi bumi, sehingga bermanfaat pakai kata جَعَلَ   (ja’ala) seperti yang terdapat pada surat al-Mulk ayat هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ ذَلُولا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ mengolah bumi disini lagi-lagi pakai kata جَعَلَ   (ja’ala) apa dikira Allah yang disuruh mengolah bumi, apa Allah suruh bajak bumi, ngebor minyak dan lain sebagainya, ya tidak. Allah ciptakan bumi dan isi kandungannya kita yang eksplorasi kandungan untuk memanfaatkan kekayaan bumi ini menggunakan kata جَعَلَ   (ja’ala) walaupun subjeknya, pelakunya Allah juga, ini bidang tafsir sebenarnya tapi tidak apa-apalah sedikit menyinggung kesitu. Dan masih banyak contoh perbedaan antara kata خَلَقَ )kholaqo) denganجَعَلَ   (ja’ala) dalam al-Qur’an.

To Be Continue....

Ceramah KH. Said Aqil Sirodj
Ditulis oleh: M.Marzuki
Ramadhan  menjelang sahur

Alexandria, 25 Juni 2016.

Rabu, 17 Februari 2016

Pendaftaran S2 Non Al-Azhar

Universitas Negeri Non Al-Azhar di Mesir


Berkas dan Persyaratan yang Diperlukan
  1. Ijazah asli yang sudah mendapatkan penyetaraan (mu'adalah).
  2. Transkip Nilai asli
  3. Akta Kelahiran asli
  4. Fotokopi Paspor.
  5. Pas photo 4 X 6 sebanyak 6 lembar.
  6. Mengisi berkas-berkas berikut: (berkas ini berada di dalam madzruf/sampul yang bisa diperoleh di kantor Universitas dimaksud atau KBRI):
    • Thalab Iltihaq (permohonan melanjutkan studi).
    • Bithaqah Tarsyih Mabda'i (kartu calon mahasiswa).
    • Istimarah al-Ma'lumat (formulir Informasi).
    • Iqrar Waliyyul Amri wa at-Thalib (surat pernyataan wali dan calon mahasiswa).
    • Bithaqah ar-Raghabat (kartu pemilihan fakultas dan jurusan yang diinginkan oleh calon mahasiswa).
Proses Pendaftaran
  1. Menterjemahkan berkas dan melegalisirnya ke KBRI dan KEMLU (Kharijiyah) dengan prosedur sebagaimana S1 Al-Azhar.
  2. Me-mu'adalah-kan (menyetaraan) ijazah bagi ijazah yang belum mu'adalah.
  3. Menyerahkan berkas-berkas pendaftaran ke Maktab Tansiq Qabul (Kantor Pendaftaran) Perguruan Tinggi Negeri yang dikehendaki.

Ma’had 'Ali li Ad-Dirasat Al-Islamiah (Zamalik)
Berkas dan Persyaratan yang diperlukan untuk program Diploma (Pasca S1)
  1. Ijazah asli S1 atau fotokopi ijazah yang sudah dilegalisir KBRI dan DEPLU (Kharijiyah) Mesir, dan sudah diakreditasi oleh Ma’had Zamalik.
  2. Pas photo 3 lembar ukuran 4x6
  3. Rekomendasi dari KBRI.
  4. Fotokopi paspor lembar depan dan lembar izin tinggal (visa).
  5. Membayar SPP sebesar US$ 400 per tahun.

Ma'had Al-Buhuts wa Ad-Dirasat Al-Arabiyah (Universitas Liga Arab)
Syarat-syarat masuk program diploma
  1. Lulus S1 dengan predikat minimal jayyid (baik) dari salah satu perguruan tinggi anggota Liga Arab atau perguruan tinggi tertentu yang diakreditasi.
  2. mampu berbahasa Arab dengan baik bagi calon mahasiswa non Arab
  3. Memilih fakultas sesuai jurusan yang diraih pada jenjang S1
  4. Memilih sistem perkuliahan:
    • Intidzom : minimal mengikuti 70 % perkuliahan.
    • Intisab : hanya mengikuti ujian.

Berkas-berkas yang diperlukan :
  1. Ijazah asli S1 atau fotokopi ijazah yang sudah dilegalisir KBRI dan KEMLU (Kharijiyah) Mesir.
  2. Transkrip Nilai asli atau fotokopi Transkrip Nilai yang sudah dilegalisir KBRI dan DEPLU (Kharijiyah) Mesir.
  3. Akte kelahiran
  4. Rekomendasi dari KBRI
  5. Fotokopi paspor
  6. Empat lembar pas foto ukuran 4x6
SPP :
Intidzom (Sesuai Predikat):
  1. Jayyid (baik): $700
  2. Jayyid Jiddan (baik sekali): $500
  3. Mumtaz (istimewa): $300
Intisab:
$1400 (Tidak ada keringanan biaya untuk predikat apapun).