Copas FB
Beberapa minggu lalu saya dengan seorang teman menjadi pelayan disebuah restoran di Alexandria, ada seorang mahasiswi Malaysia ingin membeli makanan ditempat kami. Ketika dia memesan makanannya ke kami, saya sedang berada di depan bukan di dapur, nah mahasiswi tadi bertanya dengan sedikit heran kepada teman saya; kira-kira begini pertanyaannya.” Usta’, teman usta’ itu orang Arab ke? Tanyanya, teman ku tadi sedikit tersenyum. Ia jawab, bukan ustadzah, dia orang Indon. Jawab temanku sambil terheran-heran, sambil manggut-manggut tanda faham mahasiswi tadi”.
Setelah selesai pembayaran, saya masuk ke dalam karena ada keperluan. Sambil nyantai di dalam, teman tadi cerita ke saya. Eh bib ente dikira orang Arab lo bib sama anak Malaysia tadi, iya ta? Jawabku, terheran-heran tentunya sambil ketawa terpingkal-pingkal..kata temanku ente ini perasaan muka jawa banget kok bisa ya dia menyangka ente orang Arab, saya juga suka heran lo Yid, saya menimpali. Padahal saya yang hampir sepuluh tahun disini (Mesir) saja tidak pernah disangka orang Arab loo, kata temanku tadi.. Hahaha ketawa saya yid, panggilku, padahal namanya bukan Sayyid hanya saja saya memanggilnya Yid sebagai balasan panggilan Bib terhadapku.
Sudah beberapa kali orang salah sangka padaku, dulu ketika saya pakai fhoto yang berdampingan dengan pengawal raja Salman ketika berkunjung di Masjid Al-Azhar saya jadikan fhoto profil di BBM, teman dan bebera orang lainnya juga begitu, menganggapku orang Arab.. Hadeeeh
Itulah awalnya saya di sangka orang Arab oleh orang Malaysia dan sebagian teman-temanku yang lain serta dipanggil Habib oleh temanku disebuah restoran itu, orang begini kok di sangka orang Arab dan panggil Habib to Yid Yid… Hahhaa lucu bener dah
Dulu, juga pernah saya dianggap seorang Habib ketika masih beberapa bulan disini. Mbah yai Imam Qulo namanya, dia pernah berprasangka bahwa saya adalah seorang Habib, Habib dari Hongkong mbah mbah, jawabku sambil ketawa. Dia menganggap saya Habib, karena saya sebelum pergi negeri Kinanah ini memang saya pernah memakai nama facebook yaitu Marzuki Djunaidi Al-Hasani. Dia mengira, dari kata Al-Hasani tersebut saya masih mempunyai garis keturunan hingga ke Nabi SAW. dari jalur Sayyidina Hasan R.A, padahal bukan. Karena memang, kata Al-Hasani maupun Al-Husaini itu adalah sebuah laqob/julukan seseorang yang mempunyai garis keturunan hingga ke Baginda Nabi, akhirnya saya jelaskan kepada mbah yai Imam Qulo, bukan mbah, itu sebenarnya nama kakek saya yang bernama H. Hasan Abdullah. Oalah gumam dia.
Kenapa saya pakai nama tersebut, karena saya memang keturunan beliau itu (H. Hasan Abdullah). Nama saya ini kalau diurutkan hingga ke buyut menjadi begini; Muhammad Marzuki bin Ahmad Junaidi bin H. Hasan Abdullah bin KH. Ilyas. Nah, kalau makam ayah saya tidak jauh dengan rumah yang saya tempati sekarang, yaitu disebuah desa, desa Gunung Sari, Rebang Tangkas, Way Kanan, Lampung. Adapun makam kakek saya terletak di daerah Kuala Tungkal, Jambi, hingga sekarang belum sempat dan belum tahu makamnya. Semoga ada saudara dari Jambi yang membaca tulisanku ini sehingga menjadi perantara ziarahku ke makam beliau, Aamiin. Namun, tidak begitu kepada buyutku Kiai Ilyas, saya sudah beberapa kali menziarahinya tepatnya di daerah Tamanagung, Banyuwangi. Ziarah ke tempat buyut ku ini ketika tahun 2006, jadi sudah sepuluh tahun yang lalu.
Jangan salah sangka lagi ya.. Hehe
Kairo, 4 Juli 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar