HOME

Senin, 17 Agustus 2015

ANTARA KOTA KAIRO DENGAN ITALIA

Antara kota kairo dengan Italia...
______
Obrolan kami kali ini sedikit berbeda dengan sebelum-sebelumnya, mungkin apa karena opor ayamnya apa karena materinya ya..??hehe, ah tapi kalau menurutku sih dua-duanya iya dua-duanya...gimana enggak lo, yang satunya bisa bikin perut kenyang yang satunya lagi bikin wawasan tambah luas..Bincang santai saya dengan keluarga kami disini(baca:Ikmal Mesir), mengenai Islam di Italia & Eropa dengan pemateri Ust. H. Ahmad Ikhwani,Lc, MA kandidat doktoral Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Beliau kesana diundang oleh KBRI Italia dalam rangka berdakwah selama bulan ramadhan penuh, memang kalau kita baca-baca lagi sejarah tentang perkembangan Islam di Italia dengan Eropa tidak bisa dipisahkan dengan Al-Azhar khususnya kota kairo karena di Palermo Tengah, ada sebuah distrik yang diberi nama Saqaliba. Yaitu orang Sisilia-Saqaliba terkenal dari abad ke-10 adalah Gawhar Al-Siqilli, seorang pemimpin militer Fatimiyyah dan yang mendirikan Kairo.
Masuknya Islam di Italia bermula sekitar abad ke-9: ketika Sisilia dan beberapa wilayah di Semenanjung Italia menjadi bagian kekuasaan Ummah Muslim antara tahun 828 (Penaklukan Muslim Sisilia) dan pada tahun 1300 (kehancuran benteng pertahanan Islam terakhir di Lucera, Puglia), Islam hampir tidak ada lagi di Italia sejak zaman penggabungan negara pada tahun 1861 hingga tahun 1970-an, saat gelombang pertama imigran dari Afrika Utara mulai tiba. Bangsa tersebut, umumnya berasal dari bangsa Berber dan Arab, yang kebanyakan datang dari Maroko. Sebagian juga datang dari Albania, dan beberapa tahun kemudian, mereka juga diikuti oleh orang-orang Mesir, Tunisia, Senegal, Somalia, Pakistan dan lain-lain.
Sejak awal abad ke-7 dan ke-8, sebagian bangsa Lombard, salah satu dari bangsa Jerman yang menguasai sebagian Italia, memilih meninggalkan kepercayaan Arianisme dan memeluk Islam di samping Katolik, sedangkan al-Ankubarti umumnya berjuang sebagai tentara sewaan dalam pasukan Arab di pantai Mediterrania Afrika , khususnya Ifriqiyah-Tunisia, dan juga Saqaliba oleh masyarakat Muslim Arab. Di Palermo Tengah, sebuah distrik diberi nama Saqaliba. Orang Sisilia-Saqaliba terkenal dari abad ke-10 adalah Gawhar Al-Siqilli, seorang pemimpin militer Fatimiyyah dan yang mendirikan Cairo. Orang Sisilia-Saqaliba lain, adalah dari bangsa Slavia Sabir al-Fata, yang menaklukkan Taranto dan Otranto pada tahun 927.
Serangan Arab pertama terhadap Sisilia-Bizantium pada tahun 652, 667, dan 720 mengalami kegagalan Syracuse dapat ditaklukkan untuk pertama kalinya untuk sementara waktu pada tahun 708, namun sebuah invasi yang direncanakan pada tahun 740 gagal dilaksanakan karena pemberontakan Berber dari Maghreb yang berlangsung hingga tahun 771 dan perang sipil di Ifriqiyah berlangsung hingga tahun 799. Sardinia bagaimanapun berhasil dikuasai Islam dalam beberapa tahapan pendudukan yang berlangsung pada tahun 711, 720, dan 760 secara berturut-turut. Pulau Italia Pantelleria dapat ditaklukkan oleh bangsa Arab pada tahun 700.
____
Salah satu kenikmatan yang sangat besar bagi WNI di kairo khususnya Al-Azhar ini, gimana tidak disini semua serba ada, mau belajar agama,umum,bisnis,wisata peradaban dunia, dan banyak hal yang tidak bisa didapatkan oleh WNI di Eropa khususnya Italia. Disana mau sholat di masjid saja susah dan hanya ada dua masjid yang resmi yang terletak di Roma dan Vatikan yang dimana kedua tempat tersebut adalah pusat non muslim/ katholik terbesar.
Padahal disana muslim jumlah nominalnya terbesar kedua setelah katholik namun agama Islam tidak diakui, mau beli makanan halal susah, shalat jamaah di masjid susah. Lah kita disini (baca: azhar) sangat mudah sekali mendapatkan itu semua, masjid dimana-mana, bacaan Qur'an juga ada dimana-mana (di mobil, motor, toko,pasar dll).
Jadi teringat beberapa waktu lalu ketika saya tanya dengan Hasti Nahdiana yaitu salah satu kandidat doktor di dua Universitas yaitu di Italia dan Jerman, mbak gimana sih rasanya tinggal sekaligus belajar di Eropa ..?? Kata beliau ya enak gak enak sih, kata beliau enaknya kita bisa tahu salah satu peradaban dunia, tingkat kedisiplinannya tinggi, orang-orang Eropa sangat menghargai waktu, dan lain sebagainya. Namun segi negatifnya juga besar terutama bagi kita umat muslim, karena pergaulan bebas yang terlihat begitu terang-terangan didepan umum,minuman bir hampir setiap tempat ada dan bahayanya setiap makanan banyak campuran birnya.
Lagi-lagi mbak hasti merasakan berat tinggal dilingkungan yang mayoritas non muslim ini bukan hanya karena lingkungannya yang membuatnya tidak atau kurang nyaman tahu sendirilah jika kamu merasa seorang penghafal Qur'an yang tinggal dilingkungan seperti itu rasanya berat-berat gimana gitu..hehe, kita aja yang tinggal ditempat yang sangat Islami masih merasakan berat jika mau mengulang hafalan yang ada. Ah padahal dulu ada rencana melancong kesana, tapi entahlah nanti saja saya fikirin lagi..hemmm
Banyak sekali orang yang ingin kesini namun banyak sekali kendala.Jadi kesimpulannya, bagi WNI Mesir khususnya mahasiswa Al-Azhar marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan syukuri apa yang kita dapatkan disini.
سبحان الله والحمدلله ولا اله الا الله والله اكبر ولا حول ولا قوة الا باالله العلي العظيم.....

Kairo, 26 Juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar